Langsung ke konten utama

Haru-Haru Day 4


Yeon Hee pov
Kubuka mata ini, dan kulihat ruangan yang sekarang aku tempati. Ini bukan kamarku, apakah aku dirumah sakit? Tapi mengapa tidak ada yang menemaniku.
“Byur, byur,” terdengar suara air di kamar mandi. Ternyata ada seseorang dikamar mandi. Aku yakin itu adalah ayah.
“Ayah!” aku memanggil ayahku, namun tak ada balasan dari dalam kamar mandi. Mungkin ia tak dengar.
Tak lama kemudian terdengar pintu kamar mandi yang akan terbuka. Aku kembali memanggil ayahku, “ayah!”.
“Em? Ini aku Seungri kak,” keluarlah Seungri dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk.
“Kau anggap ini rumahmu sendiri hah? Bisa-bisanya kau keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk. Cepat pakai bajumu.”
Ne, Aratsoyo. Aku hanya akan mengambil baju seragamku, aku lupa mengambilnya,” seungri berlari-lari kecil mengambil seragamnya yang ia letakkan dikursi, dan kemballi masuk kedalam kamar mandi.
“Kau sendirian menemaniku? Ayah kemana?” aku bicara sedikit berteriak dengan Seungri yang sedang berada dikamar mandi.
“Ayah, ada bisnis keluar kota. Ia meminta maaf padamu, karena tak bisa menemanimu. Oh iya, kau harus tetap disini ya. Setelah sekolah aku akan kembali lagi,” Seungri keluar dari kamar mandi dan mempersiapkan ranselnya untuk dibawa ke sekolah.
“Ok! Belajarlah yang sungguh-sungguh, pulang sekolah kau harus cepat kemari ya.”
“Siap bos! Satu lagi, hari ini kamu akan menjalani general checkup. Nanti sekitar jam 9 Dr. Kim akan kemari menjemputmu.”
“O, general checkup. Baiklah, aku akan melakukannya. Cepat pergi sekolah!”aku merasa ada sesuatu yang tidak beres setelah mendengar kata ‘general checkup’. Pakah sesuatu terjadi lagi padaku?
****
Seung Hyun pov
Sudah banyak orang yang menunggu kedatangan bus, termasuk aku. Kulihat kanan kiri, mencari sosok Yeon Hee yang sejak kemarin menghilang. Namun hasilnya tetap nihil, akan lebih baik jika aku berbalik dan pergi kerumahnya.
Saat aku bersiap-siap memutar kakiku untuk kembali. Bus yang aku tunggu datang. Ini adalah saatnya aku menentukann pilihan dengan cepat dan tepat. Aku biarkan semua orang yang ada didalam bus untuk keluar terlebih dahulu. Diantara gerembolan menusia yang tergesa-gesa menuju tujuan mereka. Aku menemukan bocah berseragam sepertiku saat SMA, selain itu wajahnya juga tidak asing bagiku.
“Lee Seung Hyun!” aku berteriak memanggil nama anak itu.
Anak itu menghentikan langkahnya dan menoleh kesumber suara. Setelah mengetahui yang memanggilnya adalah aku, dia berbalik dan menghampiriku. “Sudah aku bilang panggil saja aku Seungri. Ada apa hyung.”
“Ok, Seungri. Pertanyaanku masih sama, mana kakakmu?”
“Dia, hari ini tidak akan berangkat kuliah. Kondisinya sedang tidak baik.” Setelah menjawab pertanyaanku ia langsung melanjutkan perjalanannya kembail yang sempat terheti. “Ok. Aku permisi dulu.”
“Apakah dia parah? Dia ada dirumah sakit kan?” Aku berbicara dengan keras agar seungri yang telah berjalan mendengar ucapanku. Sedangkan Seungri yang mendengarkannya hanya menoleh kearahku dengan mimik muka yang tak jelas apa artinya. Ok! Sepertinya aku harus meminta pertanggung jawaban dari Ji Young. Ini semua pasti perbuatannya.
***
Sudah aku duga pasti Ji Young ada di kantin. Aku bingung dengan dirinya, untuk apa ia kuliah jika ia tidak pernak masuk kelas, kerjaannya hanya dikantin saja.
“Woi, Kwon Ji Young. Apa yang kau lakukan dengan Yeon Hee kemarin?” langsung to the poin aku bicara sambil berjalan menghampiri Ji Young.
“Yeon Hee? Lalu masalah buatmu, kalau aku pergi sama Yeon Hee, ha?” ia bicara dengan meminum jus orange-nya.
“Tidak, ini masalahmu. Kau harus bertanggung jawab karena membuat Yeon Hee sakit,” kuarahkan jari telunjukku ke arah Ji Young.
“Itu salahnya sendiri mengapa ia ikut aku saat kondisi tubuhnya tidak sehat.”
“Itu karena dia bertanggung jawab akibat kesalahannya dahulukan? Asalkan kau tahu, kejadian waktu itu bukan sepenuhnya salahnya,” aku berusaha untuk membela Yeon Hee.
“Lalu semua itu salah siapa?”
“Salahku. Puas kau.”
“Berarti Yeon Hee sakit juga keranamu. Mengapa tidak  kau saja yang ikut denganku kemarin menggantikannya,” Ji Young membuatku mati kutu dengan kata-katanya.
Aku rasa usahaku untuk membuat Ji Young bertanggung jawab tidak akan berhasil. Ini semua hanya membuatku merasa bersalah. “Terserahlah,” kata terakhirku, sebelum aku pergi meninggalkannya.
***
Akan lebih baik jika setelah kuliah aku menjenguk Yeon Hee. Tapi dirumah sakit mana ya? OK! Aku akan mencoba untuk bertanya pada Yeon Hee sendiri melalui SMS.
Me             : Yeon Hee kamu sakit? –Seung Hyun-
Yeon Hee   : Hm
Me             : Tenang aku akan menyembuhkanmu. Kau di rumah sakit mana?
Yeon Hee   : Aku tak yakin denganmu. Aku sudah sembuh. Nanti aku akan kembali kerumah.
Me             : Kalau begitu aku akan ikut denganmu pulang.
Yeon Hee   : Terserah. Cepat kemari jika kau tahu.
Sudah pasti Yeon Hee tidak ingin aku menjenguknya. Aku akan kesana sekarang. Tenang, aku pasti menemukan keberadaannya. Masih ada cara lain haha.
***
Yeon Hee
Akhirnya gerenal checkup telah aku lakukan. Meskipun sudah sering berbaring di MRI, tetapi aku selalu gugup. Aku takut jika sesuatu yang tak kuinginkan terjadi padaku. Tak heran banyak orang yang melakukan General Checkup setelah itu menjadi stress dengan kondisi tubuhnya yang ternyata tak sehat.
Suster membawaku kembali keruanganku. Adikku ternyata telah didalam menungguku. Dia benar-benar pulang sangat awal, tidak biasanya ia pulang sepagi ini.
“Kau bolos sekolah ya?” godaku.
“Anio, setelah jam pelajaran terakhir selesai aku segera berlari untuk menemanimu noona,” ucap Seungri lebay.
“Hahaha, berlari atau naik bis?”
“Heee, sebenarnya, aku nebeng temanku. Cara itu lebih irit noona.”
“Dasar pelit. Hahahaha.” Seungri memang selalu menghiburku, ia dapat memecah suasana menjadi lebih santai.
“Tok, tok, tok,” seseorang mengetuk pintu dari luar.
“Sebentar, aku akan membukanya,” Seungri beranjak pergi membukakan pintu.
“Hai,” Seung Hyun berdiri tepat dibelakang pintu sambil menyapaku dengan melambailkan kedua tangannya.
“Bagaimana bisa kau berada disini?” tanya Seungri.
“Mau tahu aja,” Seung Hyun mengabaikan pertanyaan Seungri dan berjalan kearahku yang berbaring di ranjang.
“Kenapa kau masih tidur-tiduran, cepat bangun dasar pemalas,” ia bercanda sambil menyenggol-nyenggol tanganku.
“Tidak aku masih sakit, cepat sembuhkan jika kau bisa.”
“Ok! Memangnya kau sakit apa?”
“Kau kan dokternya kok tanya sama aku?”
“Ok! Ok! Ini obatnya,” Seung Hyun memberiku sebuah bunga yang masih kuncup.
“Bunga apa ini?” tanyaku penasaran.
“Penasara ya? Tunggu, mungkin satu minggu lagi bunga itu akan mekar.”
“Ok aku akan menunggu, aku harap bunga ini mekar lebih cepat.”
“Tok! Tok! Tok!” lagi-lagi seseorang mengetuk pintu dan masuk keruanganku.
“Sile hamnida! Saya akan melepas infus anda,” Suster datang untuk melepas infusku.
“Haseyo.”
“Bagaiman hasil General Checkupnya?” aku bertanya pada susuter.
“Besok akan keluar,” jawab suster itu degan ramah bersamaan dengan gerak tangannya yang lembut mengambil kabel-kabel infus yang menancap di tubuhku.
“Apakah anda membutuhkan bantuan saya untuk bersiap-siap pulang?”
“Tidak perlu suster, adik saya akan membereskannya. Kamsa hamnida!” suster tersebut lalu membukukan badannya dan pergi keluar karena tugasnya sudah selesai.
“Cepat kau bereskan,” aku memerintah adikku untuk membereskan barang-barangku yang sebenarnya tidak terlalu banyak karena aku hanya menginap dirumah sakit satu malam.
“Siap kak, aku bisa membereskannya kurang dari lima menit,” Seungri memulai tugasnya dengan memasukkan barang-barang kedalam tas.
“Apa aku perlu membantumu?” Seung Hyun bertanya pada Seungri.
“Tak perlu, kau bicara saja sama kakaku, bukankah dari kemarin kau ingin menemuinya.”
“O, benar. Thank you bro!”
Selama Seungri membereskan barang-barangku, Seung Hyun menepati janjinya untuk menerangkanku tentang materi yang tidak aku kuasai. Namun diskusi kita hanya berjalan sebentar, karena Seungri membereskan barang-barangku dengan begitu cepat. Seperti yang dikatakan sebelumnya, ia membereskannya kuranng dari 5 menit. Daebak!!
“Ayo! Kita bisa pulang sekarang,” Seungri membawakan tasku dan membantuku berdiri.
Aku berjalan dengan digandeng Seungri dan Seung Hyun. Aku membayangkan diriku seperti ditemani oleh dua pangeran. Hahaha. Seharusnya mereka tak perlu menggandengku, karena aku kuat untuk berjalan sendiri.
“Ah, kalian akan pulang naik apa?” tanya Seung Hyun membuyarkan bayangan diotakku.
“Memangnya kau ingin memberiku tumpangan? Kau bawa mobil?” tanyaku dengan nada sedikit merendahkan.
“Anio.”
“Kita naik taksi saja, aku akan menelfon taksi.” Seungri mengeluarkan phone cellnya dan menelfon agen taksi.
“Ok! Aku nebeng ya. Tunggu aku didepan pintu masuk rumah sakit. Aku pergi sebentar. Tunggu aku!” Seung Hyun lari meninggalkanku dan Seungri. Entah apa yang akan ia lakukan, ia terlihat bigitu terburu-buru.
***
Seung Hyun pov
Aku dan Seungri menggandeng Yeon Hee untuk berjalan, mungkin saja karena ia sering berbaring di ranjang ia lupa caranya berjalan. Hanya kurang lebih 10 langkah kami berjalan aku melihat seseorang yang mencurigakan. Sekilas orang itu terlihat seperti Young Bae, aku harus membuktikannya. Tak lupa aku berbicara pada Yeon Hee untu menumpang tebengan sebelum aku berlari menghampiri orang aneh itu.
“Aku nebeng ya. Tunggu aku didepan pintu masuk rumah sakit. Aku pergi sebentar. Tunggu aku!” aku berbalik badan dan berlari menghampiri orang itu.
“Young Bae. Dong Young Bae,” dari jarak 5 meter aku yakin jika itu adalah Young Bae. Young Bae berdiri menungguku yang sedang berlari mendekatinya.
“Apa yang kau lakukan disini?” aku bertanya padanya seperti polisi yang mengintrogasi penjahat.
“Molayo, aku juga tidak yakin dengan yang akan aku lakukan,” jawaban Young Bae yang membuatku bingung.
“Apa?”
“Ji Young menyuruhku untuk menemui Yeon Hee,” Young Bae mengutarakan sebuah pengakuan.
“Untuk minta maaf?”
“O.”
“Kenapa dia tidak melakukannya sendiri. Dimana dia?” kutoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan Ji Young yang mungkin sedang bersembunyi.
“Dia tidak ada disini, dia ada dimobil.”
“Kalau begitu antar aku kepadanya,” kutarik kerah Young bae secara paksa menuju parkiran mobil.
Sampailah di tempat keberadaan Ji Young. Ia hanya tidur dimobil dan menyuruh Young Bae melakukan tugasnya. Aku harus menyeretnya menemui Yeon hee.
“Ikut aku,” kubawa Ji Young dengan paksa seperti aku membawa Young Bae tadi. Melihat Ji Young aku bawa pergi Young Bae hanya diam melihatnya. Rasanya tidak adil jika hanya Ji Young yang aku bawa Young Bae harus ikut juga denganku.
“Hae, Young Bae. Kau juga ikuti aku,” aku memerintah Young Bae dan Young Bae langsung mengikutiku tanpa penolakan.
“Yaaa, kenapa Young Bae tidak kau seret seperti aku,” Ji Young tidak terima dengan perlakuanku terhadapnya.
“Dia sudah pernah, sekarang giliran kamu. Jika tak ingin aku seret diam saja. Semakin kau memberontak itu hanya mempermalukan dirimu saja,” dengan tangan tetap memegang kerah baju Ji Young aku berjalan menuju pintu masuk rumah sakit walaupun banyak mata memandang dengan pandangan kepo.
***
“Yeon Hee, lihat aku bawa siapa?” aku bicara pada Yeon Hee sambil berteriak dari kejahuan, dan Yeon Hee menampakkan ekspresi terkejut bercampur bingung.
“Cepat kau minta maaf,” aku melepakan Ji Young agar ia leluasa untuk meminta maaf.
“Mian,” Ji Young hanya meminta maaf hanya dengan kata maaf. Anak ini benar-benar membuat aku emosin. “ Apa hanya kata maaf? Jika ia setidaknya ucapkanlah dengan baik.”
“Maafkan kami Yeon Hee, kami tidak memperhatikanmu. Kami tidak tahu jika kemarin kau tidak enak badan. Maafkan kami,” Young Bae meminta maaf pada Yeon Hee, karena ia menggunakan kata kami ia mendorong badan Ji Young setidaknya untuk sedikit membungkukkan badan sebagai simbol meminta maaf.
“Sudah, aku akan pergi,” Ji Young hanya melakukan itu dan berjalan pergi.
“Maafkan Ji Young ya,” Young Bae meminta maaf untuk kesalahan Ji Young dan pergi mengikuti jejak Ji Young sahabatnya. Seiring dengan kepergian mereka berdua, taksi yang dipesan oleh Seungri datang untuk mengantar kami pulang.
Aku duduk didepan sedangkan Yeon Hee dan adiknya duduk dibelakang. Jarak antara rumah sakit dan rumah Yeon Hee hanya membutuhkan waktu kurang dari 30menit. Kami tidak mengobrol banyak, ia hanya menanyakan bagaimana aku bisa mengetahui keberadaannya dirumah sakit, “Bagaimana kau bisa menemukanku?”
“Itu rahasia,” aku merahasiakan kebenaran tersebut dari Yeon Hee, berniat untuk membuat ia penasaran.

“Ok fine,” mungkin karena tidak bergairah ia tidak begitu penasaran denganku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuroko no Basketball-Quotes

Bukan "ingin" menjadi yang terbaik, tapi "akan"!-kagami Cuma perbedaan kata lho, tapi maknanya udah berbeda. Bukan ‘ingin’, tapi ‘akan’. Kalau ‘ingin’ itu hanya sekedar diangan-angan gitu, tapi kalau ‘akan’ itu kamu begitu yakin pasti terjadi. Udahlah mulai sekarang hapus semua keinginanmu, jadikan keakanan wahahaha. Soon to be ........ Masih belum berakhir.  Kemungkinan akan menjadi 0%, saat para pemain sudah menyerah.  Mau situasinya terlihat mustahil sekalipun, aku tidak mau menjadikannya 0%-kuroko Makannya, jangan menyerah. Kamu harus yakin, perjalanan masih panjang broo. Meski sekarang terlihat imposibel, tapi i’m posible aku pasti bisa. Yang penting harus yakin dan percaya. Jangan lupa berdoa dan ihtiar. Wahahahaha Musuh kemarin adalah teman hari ini-kise Hei kise, gue suka gaya loe. Musuh kemarin adalah teman hari ini. Hello kita bersaing bukan cari musuh, tapi cari teman, relasi. Karena persaingan pasti akan me...

Sabtu Bersama Bapak - Quotes-

Gak ada ruginya aku baca novel ini 'Sabtu Bersama Bapak' , aku mau share sedikit kutipan-kutipan yang aku dapat dari novel ini. dan, untuk kalian kaum Adam, aku rekomen buat baca ini full. Karena buku ini penuh pesan-pesan dari seorang bapak untuk 2 anak laki-lakinya dari mereka kecil hingga dewasa. “Seorang anak, tidak wajib menjadi baik atau pintar hanya karena dia sulung. Nanti yang sulung benci sama takdirnya dan si bungsu tidak belajar tanggung jawab dengan cara yang sama. Semua anak wajib menjadi baik dan pintar karena memang itu yang sebaiknya semua manusia lakukan.” *** .... Dikeluarga kita, nilai kita tidak datang dari barang. Bapak kasih tahu dari mana nilai kita datang. Nilai kita datang dari sini.” Bapak menunjuk kepada hati. “Harga dari diri kita, datang dari akhlak kita. Anak yang jujur. Anak yang baik. Anak yang berani bilang ‘Saya benar’ ketika benar. Anak yang berani bilang ‘Maaf’ ketika salah. Anak yang berguna bagi dirinya, dan orang ...

Success on First Date

First Date itu penentu awal kelanjutan hubungan. Jadi, di First Date, kita harus tahu  trick of success on first date. Ok! I will give you 5 tricks. 1.       Cerita masa kecil Kau bisa cerita sesuatu yang konyol, atau setidaknya yang ringan seputar masa kecilmu. Cara ini menandakan bahwa kamu mulai terbuka dan merasa nyaman bersamanya. Example          : Jessica Alba dan Cash Warren sedang sepedaan bareng. Terus Cash Warren keinget masa kecilnya dan di ceritakan ke Jessica Alba. Ini nih yang di bicarakan. Cash Warren     : “Sepedaan kayak gini jadi inget masa kecilku.” Jessica Alba      : “Ada apa dengan masa kecil anda, apakah anda mengalami MKKB?”*ngomong ala mbak-mbak radio* Cash Warren     : “What is meaning of MKKB?” Jessica Alba ...