Yeon
Hee pov
Kubuka
mata ini, dan kulihat ruangan yang sekarang aku tempati. Ini bukan kamarku,
apakah aku dirumah sakit? Tapi mengapa tidak ada yang menemaniku.
“Byur,
byur,” terdengar suara air di kamar mandi. Ternyata ada seseorang dikamar
mandi. Aku yakin itu adalah ayah.
“Ayah!”
aku memanggil ayahku, namun tak ada balasan dari dalam kamar mandi. Mungkin ia
tak dengar.
Tak
lama kemudian terdengar pintu kamar mandi yang akan terbuka. Aku kembali
memanggil ayahku, “ayah!”.
“Em?
Ini aku Seungri kak,” keluarlah Seungri dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk.
“Kau
anggap ini rumahmu sendiri hah? Bisa-bisanya kau keluar dari kamar mandi hanya
menggunakan handuk. Cepat pakai bajumu.”
“Ne, Aratsoyo. Aku hanya
akan mengambil baju seragamku, aku lupa mengambilnya,” seungri berlari-lari
kecil mengambil seragamnya yang ia letakkan dikursi, dan kemballi masuk kedalam
kamar mandi.
“Kau
sendirian menemaniku? Ayah kemana?” aku bicara sedikit berteriak dengan Seungri
yang sedang berada dikamar mandi.
“Ayah,
ada bisnis keluar kota. Ia meminta maaf padamu, karena tak bisa menemanimu. Oh
iya, kau harus tetap disini ya. Setelah sekolah aku akan kembali lagi,” Seungri
keluar dari kamar mandi dan mempersiapkan ranselnya untuk dibawa ke sekolah.
“Ok!
Belajarlah yang sungguh-sungguh, pulang sekolah kau harus cepat kemari ya.”
“Siap
bos! Satu lagi, hari ini kamu akan menjalani general checkup. Nanti sekitar jam
9 Dr. Kim akan kemari menjemputmu.”
“O,
general checkup. Baiklah, aku akan melakukannya. Cepat pergi sekolah!”aku
merasa ada sesuatu yang tidak beres setelah mendengar kata ‘general checkup’. Pakah sesuatu terjadi
lagi padaku?
****
Seung Hyun pov
Sudah banyak orang yang menunggu kedatangan bus,
termasuk aku. Kulihat kanan kiri, mencari sosok Yeon Hee yang sejak kemarin
menghilang. Namun hasilnya tetap nihil, akan lebih baik jika aku berbalik dan
pergi kerumahnya.
Saat aku bersiap-siap memutar kakiku untuk
kembali. Bus yang aku tunggu datang. Ini adalah saatnya aku menentukann pilihan
dengan cepat dan tepat. Aku biarkan semua orang yang ada didalam bus untuk
keluar terlebih dahulu. Diantara gerembolan menusia yang tergesa-gesa menuju
tujuan mereka. Aku menemukan bocah berseragam sepertiku saat SMA, selain itu
wajahnya juga tidak asing bagiku.
“Lee Seung Hyun!” aku berteriak memanggil nama
anak itu.
Anak itu menghentikan langkahnya dan menoleh
kesumber suara. Setelah mengetahui yang memanggilnya adalah aku, dia berbalik
dan menghampiriku. “Sudah aku bilang panggil saja aku Seungri. Ada apa hyung.”
“Ok, Seungri. Pertanyaanku masih sama, mana
kakakmu?”
“Dia, hari ini tidak akan berangkat kuliah.
Kondisinya sedang tidak baik.” Setelah menjawab pertanyaanku ia langsung
melanjutkan perjalanannya kembail yang sempat terheti. “Ok. Aku permisi dulu.”
“Apakah dia parah? Dia ada dirumah sakit kan?” Aku
berbicara dengan keras agar seungri yang telah berjalan mendengar ucapanku.
Sedangkan Seungri yang mendengarkannya hanya menoleh kearahku dengan mimik muka
yang tak jelas apa artinya. Ok! Sepertinya aku harus meminta pertanggung
jawaban dari Ji Young. Ini semua pasti perbuatannya.
***
Sudah aku duga pasti Ji Young ada di kantin. Aku
bingung dengan dirinya, untuk apa ia kuliah jika ia tidak pernak masuk kelas,
kerjaannya hanya dikantin saja.
“Woi, Kwon Ji Young. Apa yang kau lakukan dengan
Yeon Hee kemarin?” langsung to the poin aku bicara sambil berjalan menghampiri
Ji Young.
“Yeon Hee? Lalu masalah buatmu, kalau aku pergi
sama Yeon Hee, ha?” ia bicara dengan meminum jus orange-nya.
“Tidak, ini masalahmu. Kau harus bertanggung jawab
karena membuat Yeon Hee sakit,” kuarahkan jari telunjukku ke arah Ji Young.
“Itu salahnya sendiri mengapa ia ikut aku saat
kondisi tubuhnya tidak sehat.”
“Itu karena dia bertanggung jawab akibat
kesalahannya dahulukan? Asalkan kau tahu, kejadian waktu itu bukan sepenuhnya
salahnya,” aku berusaha untuk membela Yeon Hee.
“Lalu semua itu salah siapa?”
“Salahku. Puas kau.”
“Berarti Yeon Hee sakit juga keranamu. Mengapa
tidak kau saja yang ikut denganku
kemarin menggantikannya,” Ji Young membuatku mati kutu dengan kata-katanya.
Aku rasa usahaku untuk membuat Ji Young bertanggung
jawab tidak akan berhasil. Ini semua hanya membuatku merasa bersalah.
“Terserahlah,” kata terakhirku, sebelum aku pergi meninggalkannya.
***
Akan lebih baik jika setelah kuliah aku menjenguk
Yeon Hee. Tapi dirumah sakit mana ya? OK! Aku akan mencoba untuk bertanya pada
Yeon Hee sendiri melalui SMS.
Me :
Yeon Hee kamu sakit? –Seung Hyun-
Yeon Hee :
Hm
Me :
Tenang aku akan menyembuhkanmu. Kau di rumah sakit mana?
Yeon Hee :
Aku tak yakin denganmu. Aku sudah sembuh. Nanti aku akan kembali kerumah.
Me :
Kalau begitu aku akan ikut denganmu pulang.
Yeon Hee :
Terserah. Cepat kemari jika kau tahu.
Sudah pasti Yeon Hee tidak ingin aku menjenguknya.
Aku akan kesana sekarang. Tenang, aku pasti menemukan keberadaannya. Masih ada
cara lain haha.
***
Yeon Hee
Akhirnya gerenal checkup telah aku lakukan.
Meskipun sudah sering berbaring di MRI, tetapi aku selalu gugup. Aku takut jika
sesuatu yang tak kuinginkan terjadi padaku. Tak heran banyak orang yang
melakukan General Checkup setelah itu menjadi stress dengan kondisi tubuhnya
yang ternyata tak sehat.
Suster membawaku kembali keruanganku. Adikku
ternyata telah didalam menungguku. Dia benar-benar pulang sangat awal, tidak
biasanya ia pulang sepagi ini.
“Kau bolos sekolah ya?” godaku.
“Anio, setelah jam pelajaran terakhir selesai aku
segera berlari untuk menemanimu noona,” ucap Seungri lebay.
“Hahaha, berlari atau naik bis?”
“Heee, sebenarnya, aku nebeng temanku. Cara itu
lebih irit noona.”
“Dasar pelit. Hahahaha.” Seungri memang selalu
menghiburku, ia dapat memecah suasana menjadi lebih santai.
“Tok, tok, tok,” seseorang mengetuk pintu dari
luar.
“Sebentar, aku akan membukanya,” Seungri beranjak
pergi membukakan pintu.
“Hai,” Seung Hyun berdiri tepat dibelakang pintu
sambil menyapaku dengan melambailkan kedua tangannya.
“Bagaimana bisa kau berada disini?” tanya Seungri.
“Mau tahu aja,” Seung Hyun mengabaikan pertanyaan
Seungri dan berjalan kearahku yang berbaring di ranjang.
“Kenapa kau masih tidur-tiduran, cepat bangun
dasar pemalas,” ia bercanda sambil menyenggol-nyenggol tanganku.
“Tidak aku masih sakit, cepat sembuhkan jika kau
bisa.”
“Ok! Memangnya kau sakit apa?”
“Kau kan dokternya kok tanya sama aku?”
“Ok! Ok! Ini obatnya,” Seung Hyun memberiku sebuah
bunga yang masih kuncup.
“Bunga apa ini?” tanyaku penasaran.
“Penasara ya? Tunggu, mungkin satu minggu lagi bunga
itu akan mekar.”
“Ok aku akan menunggu, aku harap bunga ini mekar
lebih cepat.”
“Tok! Tok! Tok!” lagi-lagi seseorang mengetuk
pintu dan masuk keruanganku.
“Sile hamnida! Saya akan melepas infus anda,”
Suster datang untuk melepas infusku.
“Haseyo.”
“Bagaiman hasil General Checkupnya?” aku bertanya
pada susuter.
“Besok akan keluar,” jawab suster itu degan ramah
bersamaan dengan gerak tangannya yang lembut mengambil kabel-kabel infus yang
menancap di tubuhku.
“Apakah anda membutuhkan bantuan saya untuk
bersiap-siap pulang?”
“Tidak perlu suster, adik saya akan
membereskannya. Kamsa hamnida!” suster tersebut lalu membukukan badannya dan
pergi keluar karena tugasnya sudah selesai.
“Cepat kau bereskan,” aku memerintah adikku untuk
membereskan barang-barangku yang sebenarnya tidak terlalu banyak karena aku
hanya menginap dirumah sakit satu malam.
“Siap kak, aku bisa membereskannya kurang dari
lima menit,” Seungri memulai tugasnya dengan memasukkan barang-barang kedalam
tas.
“Apa aku perlu membantumu?” Seung Hyun bertanya
pada Seungri.
“Tak perlu, kau bicara saja sama kakaku, bukankah
dari kemarin kau ingin menemuinya.”
“O, benar. Thank you bro!”
Selama Seungri membereskan barang-barangku, Seung
Hyun menepati janjinya untuk menerangkanku tentang materi yang tidak aku
kuasai. Namun diskusi kita hanya berjalan sebentar, karena Seungri membereskan
barang-barangku dengan begitu cepat. Seperti yang dikatakan sebelumnya, ia
membereskannya kuranng dari 5 menit. Daebak!!
“Ayo! Kita bisa pulang sekarang,” Seungri
membawakan tasku dan membantuku berdiri.
Aku berjalan dengan digandeng Seungri dan Seung
Hyun. Aku membayangkan diriku seperti ditemani oleh dua pangeran. Hahaha.
Seharusnya mereka tak perlu menggandengku, karena aku kuat untuk berjalan
sendiri.
“Ah, kalian akan pulang naik apa?” tanya Seung
Hyun membuyarkan bayangan diotakku.
“Memangnya kau ingin memberiku tumpangan? Kau bawa
mobil?” tanyaku dengan nada sedikit merendahkan.
“Anio.”
“Kita naik taksi saja, aku akan menelfon taksi.”
Seungri mengeluarkan phone cellnya dan menelfon agen taksi.
“Ok! Aku nebeng ya. Tunggu aku didepan pintu masuk
rumah sakit. Aku pergi sebentar. Tunggu aku!” Seung Hyun lari meninggalkanku
dan Seungri. Entah apa yang akan ia lakukan, ia terlihat bigitu terburu-buru.
***
Seung Hyun pov
Aku dan Seungri menggandeng Yeon Hee untuk
berjalan, mungkin saja karena ia sering berbaring di ranjang ia lupa caranya
berjalan. Hanya kurang lebih 10 langkah kami berjalan aku melihat seseorang
yang mencurigakan. Sekilas orang itu terlihat seperti Young Bae, aku harus
membuktikannya. Tak lupa aku berbicara pada Yeon Hee untu menumpang tebengan sebelum
aku berlari menghampiri orang aneh itu.
“Aku nebeng ya. Tunggu aku didepan pintu masuk
rumah sakit. Aku pergi sebentar. Tunggu aku!” aku berbalik badan dan berlari
menghampiri orang itu.
“Young Bae. Dong Young Bae,” dari jarak 5 meter
aku yakin jika itu adalah Young Bae. Young Bae berdiri menungguku yang sedang
berlari mendekatinya.
“Apa yang kau lakukan disini?” aku bertanya
padanya seperti polisi yang mengintrogasi penjahat.
“Molayo, aku juga tidak yakin dengan yang akan aku
lakukan,” jawaban Young Bae yang membuatku bingung.
“Apa?”
“Ji Young menyuruhku untuk menemui Yeon Hee,”
Young Bae mengutarakan sebuah pengakuan.
“Untuk minta maaf?”
“O.”
“Kenapa dia tidak melakukannya sendiri. Dimana
dia?” kutoleh kekanan dan kekiri mencari keberadaan Ji Young yang mungkin
sedang bersembunyi.
“Dia tidak ada disini, dia ada dimobil.”
“Kalau begitu antar aku kepadanya,” kutarik kerah
Young bae secara paksa menuju parkiran mobil.
Sampailah di tempat keberadaan Ji Young. Ia hanya
tidur dimobil dan menyuruh Young Bae melakukan tugasnya. Aku harus menyeretnya
menemui Yeon hee.
“Ikut aku,” kubawa Ji Young dengan paksa seperti
aku membawa Young Bae tadi. Melihat Ji Young aku bawa pergi Young Bae hanya
diam melihatnya. Rasanya tidak adil jika hanya Ji Young yang aku bawa Young Bae
harus ikut juga denganku.
“Hae, Young Bae. Kau juga ikuti aku,” aku
memerintah Young Bae dan Young Bae langsung mengikutiku tanpa penolakan.
“Yaaa, kenapa Young Bae tidak kau seret seperti
aku,” Ji Young tidak terima dengan perlakuanku terhadapnya.
“Dia sudah pernah, sekarang giliran kamu. Jika tak
ingin aku seret diam saja. Semakin kau memberontak itu hanya mempermalukan
dirimu saja,” dengan tangan tetap memegang kerah baju Ji Young aku berjalan
menuju pintu masuk rumah sakit walaupun banyak mata memandang dengan pandangan
kepo.
***
“Yeon Hee, lihat aku bawa siapa?” aku bicara pada
Yeon Hee sambil berteriak dari kejahuan, dan Yeon Hee menampakkan ekspresi
terkejut bercampur bingung.
“Cepat kau minta maaf,” aku melepakan Ji Young
agar ia leluasa untuk meminta maaf.
“Mian,” Ji Young hanya meminta maaf hanya dengan
kata maaf. Anak ini benar-benar membuat aku emosin. “ Apa hanya kata maaf? Jika
ia setidaknya ucapkanlah dengan baik.”
“Maafkan kami Yeon Hee, kami tidak
memperhatikanmu. Kami tidak tahu jika kemarin kau tidak enak badan. Maafkan
kami,” Young Bae meminta maaf pada Yeon Hee, karena ia menggunakan kata kami ia
mendorong badan Ji Young setidaknya untuk sedikit membungkukkan badan sebagai
simbol meminta maaf.
“Sudah, aku akan pergi,” Ji Young hanya melakukan
itu dan berjalan pergi.
“Maafkan Ji Young ya,” Young Bae meminta maaf
untuk kesalahan Ji Young dan pergi mengikuti jejak Ji Young sahabatnya. Seiring
dengan kepergian mereka berdua, taksi yang dipesan oleh Seungri datang untuk
mengantar kami pulang.
Aku duduk didepan sedangkan Yeon Hee dan adiknya
duduk dibelakang. Jarak antara rumah sakit dan rumah Yeon Hee hanya membutuhkan
waktu kurang dari 30menit. Kami tidak mengobrol banyak, ia hanya menanyakan
bagaimana aku bisa mengetahui keberadaannya dirumah sakit, “Bagaimana kau bisa menemukanku?”
“Itu rahasia,” aku merahasiakan kebenaran tersebut
dari Yeon Hee, berniat untuk membuat ia penasaran.
“Ok fine,” mungkin karena tidak bergairah ia tidak
begitu penasaran denganku.

Komentar
Posting Komentar